Hotel Transylvania 3 : be greater than the haters

Hotel Transylvania 3, sequel dari Hotel Transylvania 1 dan 2, baru saja rilis minggu lalu. Satu film yang sudah lama kita tunggu-tunggu sehingga begitu ada waktu, langsung deh kita menobar.  Sebelum jauh panjang lebar dengan isi film, perlu diketahui bahwa film ini bukan untuk SEMUA UMUR ya.. meskipun kartun, tapi beberapa negara memberi rating minimal 6 tahun ke atas. Di Indonesia memang diberi rating Semua Umur. Ini daftar rating lengkapnya :

  • Australia:PG
  • Brazil:Livre
  • Canada:G (Alberta)
  • Canada:G (British Columbia)
  • France:Tous publics
  • Indonesia:SU
  • Japan:G
  • Netherlands:6
  • Norway:7 R
  • ussia:6+
  • Singapore:PG
  • Spain:A
  • Sweden:7
  • Switzerland:6
  • United Kingdom:U
  • United States:PG (certificate #50948)

Lengkapnya bisa dilihat disini : https://www.imdb.com/title/tt5220122/parentalguide

Alur film ini biasa aja sih.

Awal film dibuka dengan adegan beberapa ratus tahun yang lalu, ketika si Drac dan temen-temenya dikejar-kejar salah satu keturuan van Helsing, tai nggak berhasil.  Si Drac heran, kok segitunya sih Van Helsing benci ke Drac dan temen-temen. Tapi, si Van Helsing merasa menjadi pahlawan karena menjaga manusia dari gangguan monster.
Kemudian cerita kembali ke masa kini. Di Hotel Transylvania, si Drac om Ndorokulo keliatan jenuh.  Temen-temennya mengusulkan gimana kalo nyoba cari kencan? Kata temennya, sekarang kencan bisa dicari via telpon.  Eeeh, pas lagi nyoba-nyoba, tau-tau Mavis, anake Drac, masuk. Jadi Drac cepet-cepet pura-pura lagi bersih-bersih ruangan.  Karena Mavis yakin denger bapaknya ngomong sendiri sebelumnya, akhirnya Mavis pikir, bapaknya kecapean dan jenuh. So, Mavis mengusulkan gimana kalo mereka semua ambil liburan.
Alkisah, akhirnya serombongan monster tersebut ikut semacam paket wisata berupa perjalanan dengan kapal, melewati Segitiga bermuda, menuju Atlantis. Di kapal tersebut, ada seorang kapten kapal yang ciamik banget (Erica) sampe-sampe Drac akhirnya kepincut.  Ternyata Erica ini cicitnya Van Helsing dan diminta oleh kakek buyutnya (yang sudah nggak berwujud, hanya hidup mengandalkan mesin-mesin) untuk membunuh Drac.  Kakek Van Helsing ini bukan cuma pengen ngebunuh Drac, tapi seluruh monster. Untuk itu perlu bersabar dan perlu dicari senjata pamungkas. Katanya senjata pamungkas itu ada di tempat rahasia di Atlantis.  Nanti kalo sudah nyampe, Erica disuruh  menyelam nyari senjata tersebut. Sementara itu, Erica nggak boleh membunuh Drac.  Padahal, Erica sangat terobsesi pengen membunuh, tapi gagal terus.
Sepanjang perjalanan, para tamu kapal disodori dengan pesta dan dugem terus-terusan. Sementara Erica berusaha mencari senjata rahasia. Suatu ketika, waktu Erica menyusup mencari senjata tersebut, Drac membuntuti tanpa diketahui. Ternyata rute untuk mencari lokasi persembunyian tersebut bahaya dan penuh jebakan. Untung ada Drac, sehingga Erica bisa selamat mencari benda yang dimaksud. Kepada Drac, Erica berbohong kalo itu adalah pusaka keluarga.  Rupanya sikap Drac yang selalu siap melindungi, mengubah pendapat Erica tentang Drac. Tapi sang Kakek keukeuh bahwa semua monster harus dimusnahkan.
Saat pemusnahan tiba, para monster digiring ke panggung besar di atas kepulauan karang di tengah-tengah samudera. Musik dugem diperdengarkan. Si kakek tiba-tiba muncul, membawa benda wasiat, yang rupanya isinya adalah not lagu.  Sang kakek langsung memainkan not lagu tersebut di perangkat DJ.  Eeeh muncullah lagu-lagu TIESTO.. hahaha…
Akibat lagu ini, monster berupa gurita raksasa bawah laut dibangkitkan, monster raksasa ini marah dan mulai mengamuk menghancurkan panggung karang. Monster-monster yang sedang pesta pada kocar-kacir. Untuk mengalahkan musik tersebut, Johnny si mantu Drac, mengadakan musik tandingan.  Trik ini berhasil mengendalikan amukan si monster. Keadaan berbalik, sekarang Kakek Van Helsing yang nggak sengaja jatuh kena serangan si monster.  Saat kritis ketika kakek Van Helsing jatuh, Drac segera terbang menangkapnya.  Tindakan Drac ini membuat heran moster-monster lain. Kenapa juga Drac ingin menyelamatkan Van Helsing, yang sudah seumur hidupnya membenci Drac dan teman-temannya?? Murray menjelaskan dengan quote sederhana..

“You gotta be greater than the haters.”

Naaah begitulah sodara-sodara, simple tapi makjleb.  Demikianlah cara menghadapi haters, yaitu dengan cara berbuat baik dan lebih baik dari mereka…

Oh ya, film ini ditutup dengan lagu-lagu anyar dari genre ajeb-ajeb semacam I see love dari Jonas Blue dan Float dari Eric Nam (eeeh baru tau ada lagu dari penyanyi K-Pop yang lumayan nguenaak…).

Selebihnya? Biasa aja, nggak ada yang istimewa, jalan cerita biasa, animasi juga biasa-biasa.
Gimana dengan Incredibles 2? Sama aja, biasa aja semuanya. Kelemahan film sequel (kartun) adalah susah beranjak dari konsep-konsep pada seri sebelumnya. Cuma lagu-lagu pada Transylvania 3 lebih ngejoss dibandingkan dengan soundtrack dan musik pada Incredibles 2.  List lengkap lagu-lagunya bisa dicek disini.

 

Posted in Explore, review.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *