Ditengah-tengah makin seretnya kebijakan di negara ini, dan bergesernya paradigma manajemen yang dulu sangat mendukung kegiatan bersilaturahmi sambil mengembangkan jaringan pertemanan dan relasi, menjadi lebih fokus pada unsur “publikasi” saja, bukan berarti orang-orang yang narsis dan eksis seperti kami-kami ini menyerah begitu saja.. Menyerah?? Oooh tentu saja tidak. Masih banyak peluang dan cara untuk tetap eksis dan narsis di berbagai event yang lumayan bergengsi meskipun tidak ada dukungan dana dari mereka-mereka yang menganggap “sudah cukup banyak” publikasi (yang konon sebagian besar diantaranya dianggap “creep” alias abal-abal tak jelas) yang dibutuhkan oleh kampus ini untuk meraih point tertentu pada item penilaian akreditasi. Meskipun mereka lupa, bahwa “nawaitu” kita berkelana bukanlah sekedar menghadiri seminar, mempertanggungjawabkan apa yang kita tulis, tetapi juga memperluas jaringan, pertemanan, relasi, dan juga uji nyali karena kita menjadi terbiasa presentasi di depan berbagai pihak yang tidak pernah kita kenal sebelumnya…(hahaha.. lebay.. lebay..!!)
Baiklah, daripada ngedumel nggak jelas, nanti dikira masuk kategori si tukang protes, marilah kita tengok event pilihan yang sangat kami rekomendasikan ini. Nama seminarnya ICITACEE. Event ini sudah cukup lama saya intip bersama rekan-rekan. Seiring dengan makin ketatnya pembiayaan di kampus kita ini, maka kita harus semakin cermat mengatur strategi, agar tetap eksis dan narsis. Kriteria yang saya gunakan untuk menentukan prioritas cukup sederhana, yaitu :
- Event tersebut harus diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang lumayan ngetop, lebih baik lagi kalo PTN.
- Harus disponsori oleh organisasi ngilmiah yang cukup reputable, syukur-syukur kalo terindeks scopus atau sejenisnya.
- Biaya registrasi harus murah, tidak lebih dari satu jeti sajah.
- Lokasi penyelenggaraan harus mudah dijangkau dan irit ongkos.
So, dengan melakukan optimasi atas empat kriteria tersebut, maka pilihan kita-kita jatuh pada event yang satu ini, ICITACEE 2014. Sesuai kriteria ? Jelas doong..!!
- Penyelenggara ? Universitas Diponegoro, salah satu PTN terkemuka di Jawa Tengah… kereen kaan… (soalnya kita-kita khawatir kalo penyelenggaranya perguruan tinggi yang susah dicari di google maps —-> lebay pertama).
- Disponsori oleh IEEE, dengan jaminan semua paper masuk IEEEXPLORE. Ciri-ciri bakal masuk, kita diminta menanda-tangani copyright IEEE (penting banget loo masuk IEEEXplore, lebih penting daripada prosidingnya mejeng doang di perpustakaan kampus —-> lebay kedua..)
- Biaya registrasi murah, kelas umum aja Rp 1jeti, apalagi saya yang melakukan optimasi pada kriteria ini dengan memilih opsi : Member IEEE(sayah gitu loo.. punya member IEEE… lebaaay lagi...), student, early bid, jadi bayarnya cuma 400rebu doang.
- Lokasi terjangkau, bisa naek kereta, atau menempuh cara lain yang lebih murah dan mudah (dijelaskan di blog yang laen aja yaaa.. supaya tidak merusak citarasa tulisan ini).
Maka, sayapun segera mengajak rekan-rekan sesama pencinta narsis, yang terdorong ikut seminar dengan berbagai alasan, misalnya, jeng Sav, yang mengikuti seminar sebagai salah satu syarat laporan penelitian beliau selama nge-postdoc di Jerman, sehingga harus published di seminar yang IEEE (maklum, IEEE-oriented), kemudian Jeng Siti, yang harus melunasi hutangnya sebage dosen, kalo nggak, bisa-bisa dapet surat cinta. Temen-temen yang laen saya ajak juga, tapi entah mengapa sampe detik-detik terakhir tak terdengar papernya. Saya sendiri memaksakan diri mengirimkan paper demi ingin melihat Semarang, dan ingin memenuhi target “one year one international paper” (lebaay lageee...). Diantara kita bertiga, nampaknya jeng Siti yang super-duper serius mempersiapkan papernya. Beliau berkutat (hampir puasa nggak makan bakso selama 2 minggu) mantengin layar laptopnya. Sedangkan saya sendiri meluangkan waktu 2 malem aja nggak tidur (tapi siangnya siih tidur pules), dan yang lebih hebring lagi jeng Sav, nulisnya nggak tau kapan, soalnya menjelang deadline, dirinya masih sibuk kemas koper, nge-jet-flight- dari Jerman ke Cengkareng, bongkar koper, trus meet-n-greet dengan semua penggemarnya di Jakarta. Akhirnya, kita yang penganut prinsip pas-pasan ini (pas mau abis dead-line, pas ngirim paper), berhasil mengirimkan paper sekian menit menjelang deadline. Selang sepuluh hari kemudian, kita mendapat email balasan. Yang pertama dapet sudah tentu Jeng Siti, karena beliau yang paling pertama mengirimkan. Dengan histerisnya (eeh sorry.. melebih-lebihkan..!) jeng Siti menelpon menceritakan betapa mengerikan isi “review” dari papernya sehingga dirinya hampir saja menyerah tidak ingin meneruskan paper tersebut, karena katanya “nggak pe-de kalo diterusin”. Tak lama kemudian, saya pun mendapatkan imel, juga dengan kata-kata review yang nggak kalah sadis.. eeeh ujung-ujungnya jeng Sav juga dapet. Segera kita “compare” isi reviewnya, ternyata.. eh.. ternyata.. setelah dibaca baik-baik, nggak sesadis yang dibayangkan. Meskipun point nya banyak, tapi 70% hanya berupa saran umum seperti, pastikan sesuai template, cek grammar, abstrak sebaiknya mengandung hasil, dlsb. Berdasarkan fakta ini, saya mendorong Jeng Siti untuk maju terus pantang mundur.. hayo… kerjakan revisinya….!!
Setelah bersusah payah mengurus rencana perjalanan yang super minimalis, akhirnya kami bertiga sampai di Semarang. Saya dan jeng Sav aseli murni menggunakan dana dari kocek sendiri, karena setelah dipelajari secara seksama, kecil kemungkinan dapat kucuran dana dari Oom-oom yang baik hati itu. Kalo jeng Siti memang memanfaatkan “jatah”nya sebagai dosen yang ‘dipaksa’ memenuhi kewajibannya (aduuuh, saya juga mau doong dipaksa kayak gitu.. asal diongkosin). Sehingga, dengan demikian, kita akhirnya memutuskan, whatever will be.. kita harus hadir di acara tersebut (ini super duper lebaay..!!)
Maka, Sabtu pagi yang cerah, kita sudah duduk manis di kampus Undip. Setelah registrasi dan mengikuti acara pembukaan, barulah kita tau, ternyata lumayan banyak paper yang masuk, ada sekitar 180 an, sedangkan yang lolos hanya sekitar 70 an. Waah lumayan yaaa.. kirain semua diterima…!! (lemparsendal ngkali..!!), langsung deh ngerasa derajat ke-lebay-an kita bertambah.
Edisi Narsis Bersama
Setelah keynote speaker yang kebanyakan membahas per-antena-an (yang terus terang saya #gagalpaham, hehehe.. makelum itu kayaknya bidangnya Jeng Sav), kita makan siang dan beramah-tamah dengan pengunjung lainnya. Salah satunya kita ketemu dengan mantan suhunya jeng Sav, Prof. Trio Adiono. Saat itu juga ketua panitia meluangkan waktu berbincang-bincang dan berterima kasih atas kehadiran kita. Prof. Trio bahkan secara khusus mengundang kita-kita untuk menghadiri acara beliau, sebuah konferensi internasional di Bali (dateng yaaa.. nanti di Bali… awas lho kalo nggak dateng…. –diih pake ngancem pula..!!), entah bulan kapan.. (dalam hati.. walaah.. kalo registrasinya mahal.. pasti deeeh gudbay… ).
The Narsis Sister
Meet n Greet dengan Prof. Trio Adiono
Setelah maksi, kita berpisah dalam 3 ruang paralel session. Jeng Sav masuk kelompok telekomunikasi, jeng Siti masuk kelompok Information System, lha saya sendiri salah jurusan, masuk kelompok algoritma dan sejenisnya. Suasana presentasi di ruang saya dan ruangan Jeng Siti tampaknya aman tenteram, semua presenter mempresentasikan papernya dengan lancar jaya. Lain cerita presentasi di ruang Jeng Sav, yang menurut beliau berlangsung cukup “menyeramkan”, karena ternyata dihadiri oleh salah satu keynote speaker yang berasal dari Jepang, yang siap menerkam kalo presenter tiba-tiba suddenly menyajikan data atau kesimpulan yang rada-rada nggak jelas.
Selesai paralel session, sudah menjelang sore, dan memang di kampus Undip di daerah Tembalang ini, nggak punya banyak pilihan buat berjalan-jalan, ditambah lagi cuaca di luar hujan deras. Jadi kami memutuskan duduk manis menanti gala-dinner. Panitia yang ramah menawarkan kami apakah akan memesan taksi untuk pulang, karena kalo sudah malam, transportasi dari dalam kampus ini agak susah.
Seksi Dukman (duduk manieezzz..)
Gala dinner berlangsung sederhana tapi cukup meriah. Acara diisi dengan penampilan saxophonist yang ternyata adalah dosen senior di Undip, serta lantunan lagu-lagu santai. Pada gala dinner ini diumumkan best paper, dan kejutaaan..!! Jeng Siti mendapat penghargaan sebagai salah satu best paper. Best paper diadakan untuk 3 kategori dengan 4 pemenang. Dua diantaranya berasal dari Jepang dan India, sedangkan satu lagi berasal dari Yogyakarta. Sungguh tidak sia-sia jeng Siti memelototi layar laptopnya selama dua minggu dan bela-belain sakit perut sampe maag nya kambuh ketika diminta merevisi… jerih payahnya terbayar sudah..!! Selamat ya Jeng Siti.. semoga terus berprestasi…. Sedangkan aku sama Jeng Sav? ya tau diri laah, wong nulis papernya juga cuma 2 malem…
Bukti nyata (bubuk roti dina mata…. #dasarganyambung!!)
Foto bersama dengan Tuan dari Jepang sesama best, siapa ya.. Mr.Takashimura gitu?? (becanda mode “ON”)
Acara ditutup dengan pembagian piagam penghargaan dan plakat untuk para peraih best paper, dan kita pulang bertaksi ria di tengah hujan deras. Senang rasanya bisa hadir di event Internasional yang cukup bergengsi tersebut, dan lebih senang lagi, nama Widyatama disebut-sebut.. sebagai peraih best paper… Duuh.. semoga aja yang baca tulisan ini jadi “ngeh”, bahwa peluang “best paper” itu nggak mungkin kita raih kalo kita nggak menghadiri seminar/konferensi, nggak mungkin juga kita dapat dalam satu “jurnal”. Jurnal memang amat sangat perlu, tapi konferensi juga tetap perlu laaah… (Psst… sebagian peserta yang datang ke konferensi tersebut, akhirnya saya temui lagi ketika acara Grand Launching IAII kemaren, sebagian mereka berkomentar ..”akhirnya kami datang juga, melihat kampus Widyatama”).
Betewe… berhubung event ini masih baru, so waktu saya tanya mbah Google.. mbah… berapa banyak tulisan yang afiliasi “widyatama” tercatat di IEEEXplore? Ternyata… beginilah hasilnya… Omaiigattt.. saya kagum.. ternyata dalam kurun waktu 4 tahun (2010-2014) sudah buanyakkk banget loo, ada sampe 7 paper yang tercatat di IEEEXplore dengan afiliasi Widyatama, nambah 3 paper kita yang di ICITACEE (berhubung baru kemaren, jadi pasti blum di-upload), total ada 10 paper, alias kira-kira setaun 2.5 paper di IEEEXplore… hm.. hm.. mesem-mesem….
hasil searching dengan keyword “Widyatama”
The participant…( #dasarnarsis..!!)