Yaps, salah satu kegiatan yang sudah saya niatkan untuk diahadiri yaitu National Internet Security Day, edisi Bandung tentunya. Sebelumnya ada edisi yang lebih heboh, yaitu satu minggu penuh acara di Bali, berupa Internet Governance Forum. Tapi berhubung situasi dan kondisi tidak mendukung (padahal gratiiis loooo!!), jadi tidak mungkin ke Bali, so kita menyempatkan diri untuk hadir yang di Bandung saja.
Oke, apaan siiih National Internet Security Day (NISD)? Singkatnya, ini merupakan salah satu dari serangkaian kegiatan yang digagas oleh ID-SIRTII/CC yang intinya berusaha menyiapkan struktur dan infrastruktur pengamanan internet di Indonesia. Acaranya sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Workshop dan diskusi panel. Berhubung rada-rada tulalit waktu baca undangannya, maka saya nggak sempet daftar yang Workshop (kirain boleh langsung masup, ga usah daftar-daftar segala.. ndak taunya, pas acaranya, ruangan workshop full booked..!!). So, saya cuma berkesempatan mengikuti panel diskusi saja.
Sebagai peninjau, kudu meninjau sampe kursi-kursi panggung segala…
Ternyataaa lagi, acaranya berlangsung sejak tanggal 18 November, sampe 20 November. Tapi kalo saya mulai terbit tanggal 18 Nov, yaaa… berarti berhari-hari ndak ke kampus dong..!! Bisa-bisa dilaporin deeh.. kepada para pembesar di kampus ini. Hadir tanggal 20 pun tidak dari acara pertama. Ketika kita tiba, pak Menteri konon sedang memberikan sambutan sambil peluncuran “Mata Garuda”. So, kita-kita menunggu di luar sambil ngupi-ngupi dulu laaah…Saya baru bisa masuk ruangan diskusi panel untuk session I, yaitu “Preparing Capacity Building on Internet Security for Financial Sector 2014”. Para panelis berasal dari perbankan seperti Bank Mandiri, BCA dan Bank Indonesia. Intinya, mereka-mereka sharing bagemana usaha para lembaga tersebut mempersiapkan infrastruktur dan sistem pengamanan untuk transaksi nasabahnya.
Paparan materi dari Bank Mandiri
Panel sesi kedua berlangsung setelah acara makan siang (yang super wareg dan penuh eksperimen…ha…ha..). Pada panel kedua ini tema yang diusung adalah : Enhancing Information and Internet Infrastructure Security for 2014 Election, dengan panelis dari PT Telkom, KPU, LEMSANEG (Lembaga Sandi Negera) dan PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia). Materinya amat sangat menarik. Lemsaneg, misalnya, bercerita bagaimana usaha mereka mengamankan data-data hasil pemilihan umum, dengan menerapkan enkripsi pada data-data tersebut sehingga tidak dapat diubah-ubah oleh pihak yang ngiseng-ngiseng, seperti pada kejadian tahun 2004, dan 2008(tapi untung yang diubah bukan “angka” hasil perhitungan suara, tapi cuma tampilan dan lambang partainya saja). Materi yang cukup membuat “hangat” suasana adalah isu yang dilontarkan oleh PANDI, yaitu, ternyata eeeh ternyata, meskipun sebagus apapun kita menyiapkan sistem dan infrastruktur berbasis ICT untuk Pemilu 2014, hal tersebut tidak banyak berguna untuk mendukung Pemilu, karena ternyata eeeh ternyata, undang-undangnya menyatakan bahwa data yang diperoleh dari hasil pengolahan ICT tersebut hanya dianggap sebagai data pendamping, bukan data legal. Artinya, anggaran yang sekian eM(ber!!) tersebut dianggap kurang “berbunyi”. Lhaa kok ber eM(ber)-eM(ber) cuma sebagai pendamping? he..he.. So Isyu yang dilontarkan adalah “mBok yaaa diubah dulu undang-undangnya, supaya data dari hasil proses ICT tersebut lebih berbunyi”… Begitulah isyu menggelinding, menggelontor, berguling-guling bak bola salju, yang kemudian ditangkap, dilempar, ditangkis, dibumbui, dipertajam, diperhalus, dipersulit, dan dipertakut..he..he.. oleh para peserta lainnya (Maksudnya ditanggapi, dan dijadikan topik diskusi yang super menarik). Berhubung saya nggak niat-niat banget membahas segala macam komen dari para panelis, ya ndak inget laaah, apa aja siih komennya (bilang aja nggak ngerti laaa!!). Tapi, sebenernya kalo di”anggap” serius, sebeneranya materinya sangat menarik dan bermanfaat.
Panelis sesi kedua, PT.Telkom, Lemsaneg, dan PANDI.
Di akhir acara, niat saya bersilaturahmi dengan rekan-rekan dosen dan teman-temin lainnya terpenuhi. Biasa.. mejeng-mejeng, bernarsis ria. Memang, sebage dosen, kadang-kadang sangat perlu kita berjalan-jalan keluar kampus, melihat dunia luar, memantau orang laen lagi pada ngapain siih, supaya hal-hal tersebut bisa dibagikan ke para adek-adek mahasiswa di kampus (deeeuh.. lebay-nya terbit deeeh…)
Tim “pengarah” makanan sedang beraksi.
“Serius” mikir sambil ngabisin stok permen di gelas
Bersama para partisipan yang sempet ketemu. Ada siapa ya?.. Pak Periyadi (Unitel), Pak Hendayun (Unla), pak Iwan (Sukabumi), pak Solikin (STMIK Amikbandung), dan bu Alda (Unjani).