Seperti disebut di artikel abal-abal sebelumnya, Lou-lou sudah masuk whishlist sejak beberapa bulan yang lalu. Semua ini gegara Lou Lou yang terakhir dibeli tahun 2013 di Strawberrynet, kok sekarang tiba-tiba nggak ada. Sudah di Indonesia nggak ada, eeh dari strawberrynet ngilang juga. Karenanya, dengan rada-rada panik (lebay), saya search sana sini, dimanakah parfum ini bisa dibeli. Secara yang di rumah sudah sangat enteng sekali botolnya (saya nggak bisa liat isinya, soalnya botolnya biru nggak transparant).
Sudah diceritakan juga bahwa sebenarnya di Boots masih ada. Tapi gimana belinya di Boots coba? Belum ongkir ke Indonesia? Karena sudah ngebet abis, jadi saya beranikan ambil resiko untuk menggunakan bistip.com, sebuah situs yang memfasilitasi orang-orang untuk menitip beli-beli barang di LN. Akhirnya, beberapa akun di bistip disambangi, difokuskan yang mau balik dari UK. Dari sekitar 3-4 akun yang saya coba sms, ternyata responnya beragam, ada yang cepet, ada yang lama.
Oh ya, untuk membeli barang di bistip ini, ternyata ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
- Tanggal dan tujuan pulang orang tersebut. Artinya kita mesti sabar nunggu mereka pulang. Kalo pengen cepet dapet barang, harus nyari yang deket-deket waktu pulangnya. Makin jauh tujuan orang tersebut pulang, akan ada resiko tambahan biaya ongkos kirim.
- Total biaya yang harus dibayarkan. Karena kita beli di luar, tentunya nanti harus ada kesepakatan berapa biaya kurs yang digunakan. Biaya kedua yaitu biaya kirim, kalo yang ditititpinnya pulang jauh dari kota kita tinggal. Biaya terakhir yang cukup besar adalah “biaya titip”. Dari beberapa akun yang dicoba-coba tanya, rata-rata menetapkan biaya “titip” 20-25% dari harga barang. Tapi ada yang langsung menetapkan secara fixed, misalnya, 100rb per item.
- Reputasi yang menawarkan jasa. Kemaren pas browsing di bistip, ada satu akun yang kayaknya sering banget pulang, dan kayaknya nawarinnya juga gampang banget. Pas sekrol ke bawah bawah, eeeh nggak taunya doi itu astuti alias aseli tukang tipu. Setelah berjalan-jalan ke beberapa situs, si akun astuti (asli tukang tipu) ini ternyata kerap beredar di beberapa forum, misalnya kaskus. Salah satu ciri yang mencurigakan adalah “fee” alias jasa titipnya amat sangat murah, hanya 2% dari harga barang. Berikut ini salah satu akun si tipu-tipu. Perhatikan jasa titipnya yang cuma 4% dan 5% trus bolak balik dari Munich dan London kayak tukang dagang di Pasar Baru aja. Kalo kita login, bakal bisa baca komentar dan curhatan para korbannya.
Setelah mencoba menghubungi beberapa akun di bistip, dan memilih berdasarkan feeling, untung-untungan, dan berharap akun tersebut jujur. Akhirnya saya memilih salah satu diantaranya, mbak Mira. Alasan memilih mbak Mira ini ya feeling aja, karena mbak Mira ini cepat memberikan respon, jasa penitipannya juga masih masuk akal, memberikan ID dan ya jujurly, 80% feeling. Selain itu, ternyata akun sosial mbak Mira ini bertaburan dengan data-data yang konsisten baik foto maupun penampakan lainnya. Memang kalo kita transaksi online, pertama kali, atau ya kesekiankali juga harus siap-siap duit melayang. Maka tipsnya, kalo transaksi online, siap-siap dengan worst-case scenario duit ngilang. Kalo nggak siap, ya jangan beli online deh. So, setelah kontak-kontakan dengan mbak Mira, beliau memberikan harga titip yang masuk akal, sekitar 100 ribuan lah. Harga barangnya sendiri ketika itu sekitar GBP 25 an untuk 50 ml atau itung-itung sekitar Rp.450.000,-. Murah? Ya relatif sih, terakhir beli seperti itu sekitar 450 ribuan juga tapi cuma dapet 30ml, tahun 2013. So, menurut saya harga segitu masih normal-normal aja. Plus ongkos titip dan ongkos kirim, mungkin sekitar 570 ribuan lah totalnya. Setelah deal harga, dan yakin dengan identitas mbak Mira ini (mbak Mira mengirimkan identitas KTM bahwa beliau ini mahasiswa di Queen Mary University), akhirnya saya transfer biaya beli barangnya dulu . Biaya lain-lain akan ditransfer setelah barangnya ada di Indonesia.
Singkat kata singkat cerita, pada perkiraan tanggal yang ditentukan, mbak Mira mengabari bahwa barangnya sudah dibeli dan beberapa saat kemudian mbak Mira mengabari bahwa sudah tiba di Indonesia. Berikutnya saya transfer fee jastip dan ongkos kirim barang. Tiga hari kemudian, jreng… sampailah barang tersebut di meja saya.
Uwow, nyesel juga diriku, kalo tau sedemikian mudahnya menggunakan jastip, kenapa nggak sekalian nitip yang laen-laen yak? Dasar emak-emak tuman belanja.
Jadi, buat ibu-ibu sekalian, daripada ngerepoting orang-orang yang mau pergi ke LN buat nitip ini itu, mending gunakan jastip. Adil dan fair, yang dititipin dapet benefit dari kita, kita juga nyadar bahwa nitip itu perlu usaha, minimal usaha nyari barangnya dan membawanya pulang ke Indonesia. Rugi dong harus bayar fee jastip? Lha iya lah.. mosok mau enak mulu, udah nitip, pengennya gratis lagi kalo bisa.