About TKDA and TOEP

Sebelum membaca berpanjang lebar, trus menyangka-nyangka yang iya-iya, semisal bahwa saya sok-sok an share yang saya juga belum tau hasilnya, atau bahwa info ini cuma sok-sok an aja.. pliis.. buang jauh-jauh sangkaan tersebut. Tulisan ini dibuat semata-mata untuk yang membutuhkan saja, untuk temen-temen yang mungkin juga bakal menghadapi hal yang sama, yang mungkin aja perlu sedikit spoiler, supaya lebih manstap ketika mengikuti test yang sama.

So.. apa itu TKDA dan TOEP?  Itu singkatan dari Test Kemampuan Dasar Akademik (serupa namun tak sama dengan TPA – Test Potensi Akademik). Sedangkan TOEP adalah Test of English Proficiency..(ngarang ngkali yaaa.. ya pokoknya bukan TOEFL, bukan pula TOEIC). Konon lebih mudah daripada TOEFL (*aamiiin…!!).  Menurut hikayat, ini adalah langkah awal anda menuju idaman para dosen yaitu sertifikasi dosen (alias serdos), tapi juga menurut hikayat, merupakan hal yang paling disegani oleh para dosen, karena ya.. itu laaah.. ditest-test segala.. males kaan.. biasanya juga dosen yang ngasih test.  Konon ini merupakan salah satu langkah pemerintah meningkatkan kualitas dosen..(Aaamiiin lagi..!!).

Untuk bisa ikutan TKDA dan TOEP, ya pertama daftar dulu.  Untuk kasus saya, nggak tau sapa yang daftarin (kemungkinan sahabat-sahabat yang bertugas ngurusin serdos), tiba-tiba di imel saya sudah masuk form konfirmasi pendaftaran. Daftarnya sendiri ke situs https://plti.co.id. Kalo dibuka, situs tersebut sudah memuat banyak informasi, seperti tata cara daftar, bayarnya kemana (hee? bayar? maap saya ndak tau kalo bayar), dan info macem-macem lainnya. Berhubung saya sudah didaftarkan, jadi yang dilakukan cukup menjawab konfirmasi via imel, dan taraaa.. saya sudah dapat userid dan password yang digunakan buat ngikutin test, satu userid untuk dua test (TKDA dan TOEP). So catat baik-baik userid dan passwordnya (jangan kayak saya.. ndableg nggak nyatet apa-apa).  Sepertinya waktu daftar juga (dugaan lhoo, soalnya saya ndak ngedaftarin), kita bisa milih lokasi dan jadwal test.  Konon untuk kota Bandung ada lokasi test di ITB, UPI dan Unpad Jatinangor.   Untungnya, yang ngedaftarin saya cukup baek, sehingga dipilih lokasinya di UPI.  Oh ya.. bersamaan dengan userid dan password, kita juga mendapat file kartu peserta yang tinggal diprint.  Nggak usah juga diprint color, atau di kertas karton tebal, apalagi diplastikin, dilaminating dlsb.. (ada juga tuuh yang kayak gitu.. nggak apa-apa siih.. menunjukkan persiapan yang sangat serius). Sebab yang penting tuh kartu ditunjukin ke pengawas pas ujian, bersamaan dengan KTP.

Trus, pada hari test, datanglah lebih awal. Meskipun pengalaman pertama saya, untuk test pertama (TKDA), datang tepat waktu, ndak taunya baru terlaksana test 2 jam setelahnya.  Hanya, kayanya panitia mengantisipasi keterlambatan peserta dengan mengatur jam test 30 menit lebih awal dari pelaksanaan test. Jadi, misalnya kita dijadwalkan test jam 07.30, test nya sendiri bakal terjadi jam 08.00.  Test dilaksanakan computerized (CBT-computer based test), sehingga nggak perlu bawa alat tulis apapun, cukup bawa kartu peserta dan KTP.

Trus.. ?

Oke, test pertama TKDA.  Setelah duduk manis di depan komputer, menyingkirkan semua tas dan alat komunikasi seperti telpon selular, gadget dan laen-laen, mendengarkan petunjuk dari panitia, mulailah Login.  Setelah login, ngikutin petunjuk, ya harus pilih tab TKDA.  Trus klik-klik beberapa kali dan mulailah test.  Kira-kira kayak gimana ya penampakan tampilan panel test nya? Niih ilustrasinya ya.. (karena pas test kan nggak boleh bawa macem-macem, jadi nggak bisa difoto)

Panel test terbagi dua, sebelah kiri soal, sebelah kanan dibagi menjadi beberapa kotak. Kotak paling atas buat ilustrasi waktu (jam saat test berlangsung), Kotak di bawahnya menunjukkan jatah waktu pengerjaan satu bagian soal (misalnya 10 menit, naah nanti timer akan jalan sendiri berkurang dari 10, 9, 8, dst sampe detik-detik terakhir). Kotak paling bawah menunjukkan bagian test dan nomor soal setiap bagian. Misalnya, untuk bagian verbal ada sekian sub bagian, dan setiap sub bagian ada sekian soal.

Ketika mengerjakan satu sub bagian, jatah timer akan langsung berkurang. Misalnya, kita diminta mengerjakan sub bagian pertama selama 10 menit untuk 10 soal. Sooo, perhatikan timer baik-baik (tapi yaaa jangan melototin timer melulu.. nanti soalnya nggak dikerjain).  Itung kira-kira berapa banyak soal yang belum dijawab dan berapa waktu yang tersisa.  Jangan berlama-lama di satu soal, kalo rada pusing-pusing dikit, tembak aja. Tooh nggak ada sistem minus, skor dihitung dari jawaban yang benar.  Misalnya, udah 6 menit dari 10 menit, tapi kita masih di soal nomor 4, naah cepet-cepet tembak aja, toh kalo nanti ada sisa waktu, bisa balik ke soal sebelumnya di sub bagian yang sama (misal dari nomor 9 ke nomor 3, dan seterusnya). Apa yang terjadi kalo waktu habis? Langsung pindah ke sub bagian berikutnya dan kita nggak punya peluang untuk menjawab soal dari sub bagian yang sudah dilalui. Ini perbedaan signifikan dengan test TPA tertulis, dimana kita bisa “mengarang indah” jawaban di bagian yang sudah lewat, meskipun kita tidak bisa melihat/membuka ulang lembar soal, karena lembar jawaban terbuka lebar di depan mata, tinggal dibuletin pake pensil.. beres kaan..

Meskipun super ekspress, tapi sebenernya tidak seseram dugaan saya sebelumnya. Malah, untuk yang itung-itungan kayaknya nggak sebanyak TPA tertulis.  Waktu TPA tertulis kayaknya soalnya banyaaak banget, sampe-sampe ketika waktu habis untuk sesi itung-itungan, banyak banget yang belum terjawab.  Pas kemaren ngerjain soal itung-itungan, berhubung mensinergikan dengan waktu, maka saya itung banget berapa lama waktu untuk melototin soal hitungan. Kalo ribet.. ya tembak aja.. Tapi overall, kayaknya kemaren sedang nasib baik. Rasaan soal itung-itungannya nggak semengerikan biasanya. Beberapa bisa dengan cepat ditembak, tanpa perlu diitung-itung sampe puyeng pala berbie..

Bagian yang paling cetar membahana ya apalagi kalo nggak bagian gambar dan diagram.  Ada cukup banyak soal (saya lupa, mungkin sekitar 20 soal setiap sub bagian, dan ada 2 bagian kalo nggak salah), dan perlu konsentrasi tinggi  nebak gambarnya. Tipe pertama tebak gambar berupa satu bentuk, misalnya bentuk jamur… trus dipotong suka-suka.. naah kita suruh nyari mana potongan pasangannya sehingga kalo digabung bakal jadi bentuk jamur lagi.. Lha motongnya suka-suka, dan bentuk pasangannya juga seringkali ditampilkan suka-suka.. Kalo potongannya segampang kaya gambar berikut siii, nggak masalah…

Tipe kedua, apa yang dikenal sebagai jaring-jaring atau kerangka kubus. Ini juga soal biasa, banyak contohnya di buku-buku latihan TPA.

Naah, setelah beres ngerjain semua, dan itu sesuai waktu yang diberikan.. di bagian akhir langsung ditayangkan skor nya, yang ditampilkan dalam 3 bagian yaitu verbal, numerikal dan figural.  Konon ngitungnya cukup dicari rata-rata dari tiga bagian tersebut.  Hasilnya dapat dicocokkan pada tabel berikut. Konon minimal hasilnya diharapkan di atas 55 (skor 5).

Nilai Angka Skor Potensi Akademik
1 < 25
2 25 – 34
3 35 – 44
4 45 – 54
5 55 – 64
6 65 – 74
7 > 74

Test kedua, untungnya di hari yang berbeda, jadi ndak terlalu pusing pala berbie laah.. TOEP ini sebenernya nggak senjelimet TOEFL, karena hanya terdiri atas dua bagian yaitu listening dan reading. Nggak ada structure, grammar,  atau vocabulary (semacam persamaan/sinonim kata). Jumlah soal ada 100, 50 untuk listening dan 50 untuk reading. Listening dibagi menjadi 3 bagian yaitu short conversation,  long conversation, dan semacam cerita.  Layout test hampir sama, hanya bedanya untuk layout test listening, jawaban nggak keluar sebelum soal selesai dibacakan. Pas nongol jawaban, eeh lupa lagi tadi apaa ya isi soalnya…? Sebelnya lagi. soal nggak keliatan text nya. (ya iyaaa lah), dan kita nggak boleh bawa alat tulis, jadi nggak ada kata nyatet-nyatet. Semua harus didengarkan dengan seksama dan penuh konsentrasi.  Kendalanya lagi, soal ini nggak bisa diulang, one way ticket. Begitu pindah nomer, ya sudah.. lewat.. nggak bisa balik lagi untuk nembak soal sebelumnya yang belum diisi misalnya… Karena langsung pindah tersebut, maka waktu untuk mengerjakan satu soal biasanya sangat singkat, misalnya cuma 20 detik. Lewat 20 detik, langsung soal baru dan kita nggak bisa milih jawaban untuk soal yang udah lewat. So awal-awalnya lumayan keteteran.. jadi intinya siapkan tangan untuk klik satu jawaban, kalo sudah tinggal 2 detik, klik aja asal-asalan, jangan lama-lama mikir. Nanti keburu pindah soal dan kita nggak bisa klik apapun.. (nyeseeel deeh..ha..ha…).  Di sebelah kanan, nomor soal yang tidak dijawab (kelewat) diwarnai hitam, sedangkan yang berhasil dijawab berwarna biru. Jadi kita bisa tau kira-kira berapa banyak soal yang udah “kelewat” nggak keburu dijawab (sambil ngenesss…iiih kok bisa nggak kejawab). So kuncinya .. keep calm dan cuex, kalo ada yang kelewat, jangan lama-lama disesali dan segera fokus pada soal berikutnya.  Menurut saya, listening ini sangat susah karena sama sekali nggak bisa nulis-nulis. Beda kalo TOEFL tertulis, minimal bisa ngutrit-ngutrit dikit di lmbr jawaban (nanti dihapus belakangan).  Apalagi yang menerangkan, udah ngomongnya cepet, panjang.. eeh yang ditanya yang njelimet-njelimet, yang nggak kita ingat-ingat bakal ditanya.. haduuuh.. Cuma lebihnya, karena langsung dengerin pake headphone, maka suara yang ngomongnya juga jelas banget pengucapannya, nggak terkesan kumur-kumur seperti kalo kita testing TOEFL pake radio tape butut, speaker butut, di ruang yang jelek sound system nya, atau di ruang yang gede banget, yang malah kedengeran echo echo nya…trus pesertanya pada nggak matiin HP, sehingga disela-sela listening terdengar suara dering HP (hayooo dimana itu…???).

Bagian reading relatif lebih mudah, karena 50 soal dikerjakan selama sekitar satu jam, dan kita bisa bolak balik dari satu nomor ke nomor lainnya, bisa dilewat dulu, trus balik lagi, bisa rada nyantai, dan bisa membaca soal plus jawaban lebih leluasa.   Saking santainya, sampe terkantuk-kantuk.  Dan enaknya lagi.. selesai test langsung taraaaaa…. keluar hasilnya, jadi nggak usah deg-deg an berhari-hari mikirin dapet skor berapa.  Lagi-lagi ada tabelnya, tapi berhubung tabelnya njelimet. .ya males lah ngetiknya.  Pokoknya nilai 4 itu untuk skor TEP 46-55, dan konon diharapkan nilainya di atas 55.   Nilai total skor TOEP merupakan penjumlahan dari skor listening dan reading. Misalnya listening dapet 30, reading dapet 26, maka total skor TOEP adalah 56.

Setelah beres test, kita akan mendapatkan sertifikat yang langsung mendarat di imel seperti penampakan berikut.

Posted in Explore.

One Comment

  1. Oh, jadi TOEP hanya berlaku di Indonesia. Pantas saja cari di internet, yang terkenal cuma TOEFL, TOEIC, dan IELTS
    hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *