Waduuuh, ternyata blog ini jablay juga ya.. Jarang banget update info atau berita terbaru. Soale si adminnya akhir-akhir ini terkena penyakit males dan mungkin juga karena kebanyakan ngurusin blog. Akhirnya, tidak satupun blog yang terurus dengan benar.
Tapi, pada kesempatan kali ini, saya ingin banget memamerkan hasil karya salah satu bimbingan saya yang (kebeneran) cuantik dan baik hati yaitu karya neng Rini.
Ceritanya neng Rini ini keukeuh peteukeuh ingin membuat aplikasi berbasis Augmented Reality. Meskipun saya rada-rada gelap sama Augmented Reality, tapi proposal Rini sangat menggoda sehingga saya akhirnya setuju. Mula-mula Rini ingin mengaplikasikannya pada aplikasi sederhana iklan real estate. Tapi setelah dipertimbangkan masak-masak, akhirnya Neng Rini setuju untuk menerapkannya sebagai semacam “alat bantu” untuk pelajaran mengenai ikatan kimia.
Dasar pertimbangannya, berdasarkan pengalaman saya semasa SMA dulu, paling butek sama yang namanya kimia, apalagi ikatan kimia… Makanya sampe sekarang rada-rada alergi sama kimia. Lha..kok pertimbangannya pribadi gitu siih? Ya sudahlan, pokoknya neng Rini akhirnya setuju diterapkan pada pemodelan ikatan kimia, khususnya ikatan kovalen.
Tapi, apa sih sebenernya Augmented Reality tersebut? Sebenernya, pertama kali saya mendengar istilah tersebut waktu mengajar mata kuliah Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), yang salah satu topik bahasannya mengenai berbagai model interaksi. Salah satunya ya Augmented Reality ini. Rupanya Rini, sebagai salah satu mantan mahasiswa kelas IMK saya, terkesan dengan topik tersebut dan bertekad menjadikannya sebagai topik tugas akhir.
Kalo kita browsing sana sini, nampaknya augmented reality itu hadir dalam beberapa tahap, dari yang sederhana hingga yang heboh. Keterangan lengkapnya bisa dibaca dari berbagai link berikut :
- Informasi umum tentang Augmented Reality.
- Augmented Reality teknologi masa depan
- Augmented Reality sebagai model interaktivitas masa depan
- Marked dan markedless augmented reality
Ternyata augmented reality ada bermacam-macam. Nah, yang sedang dibuat sama Neng Rini ini masih termasuk kategori yang “sederhana” yaitu marked AR, karena untuk menayangkan image-nya diperlukan semacam marker yang harus dikenali oleh komputernya melalui web camera.
Trus, Rini sudah membuat sekitar 5 model ikatan kimia dan sudah didemokan. Komputer yang dipake Rini untuk membuat model ini berspesifikasi prosesor core i5 merk Sony Vaio. Saya lupa nggak nanyain berapa RAM atau spek lainnya. Untuk membangun modelnya Rini menggunakan piranti bantu Flash Macromedia dengan script-script khusus untuk Augmented Reality. Tampaknya Rini memanfaatkan kemampuan script flash membangun obyek Augmented Reality dengan pengenalan berbasis web camera.
So, pada aplikasi yang dibuat Rini, marker diletakkan di luar (berupa kertas karton yang sudah ada simbolnya), trus setelah web camera cukup mengenali simbol pada kertas tersebut, maka pada layar komputer akan ditayangkan model yang dimaksud.
Sayangnya, Rini baru bisa membangun 5 model saja. Begitu saya minta tambah sekitar 10 model lagi, kayaknya Rini keberatan, alesannya, buat membangun 5 model itu aja susahnya minta ampun, terutama ketika proses “render” model tersebut yang katanya cukup memakan resource komputernya.
Meskipun baru 5 model, saya angkat jempol atas usaha Rini mempelajari sesuatu yang “berbeda” dan mewujudkannya dalam sebuah karya, meskipun masih sederhana. Lima jempol buat neng Rini.